Penulis : Febyolla Presilawati, SE. MM
Kupi Khop Khas Aceh Barat. |
BAB I
PENDAHULUAN
Kopi
merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia
karena rasa dan aromanya. Minuman ini di gemari oleh segala umur secara turun
temurun. Kondisi ini sama dengan di luar negeri, di Amerika misalnya, sebagian
besar masyarakat menyukai minuman ini, sehingga istilah coffe break masih
di gunakan hingga saat ini untuk menandai waktu istirahat maupun jam makan
siang.
Kegiatan
perdagangan kopi merupakan jaringan usaha dari negara-negara penghasil kopi dan
pengimpor kopi. Perdagangan kopi internasional memerlukan dukungan dan
perbankan, asuransi, telekomunikasi dan jaringan media informasi. Kopi merupakan komoditi penyegar yang
diperlukan oleh penduduk dunia, mulai dari desa-desa kecil di pelosok negara
hingga kota-kota metropolitan bahkan menyentuh pusat pusat pariwisata
internasional dibanyak negara dimana minuman kopi itu sendiri dijadikan sebagai
penghangat pertemuan baik di kantor, kampung, hingga jamuan internasional.
Sebagian
orang mengkonsumsi kopi sebagai salah satu minuman kegemaran, sedang sebagian
orang tidak menyukai minum kopi karena khawatir efek kopi terhadap kesehatan.
Menurut hasil penelitian, kopi mampu menurunkan risiko diabetes mellitus,
penyakit kardiovaskuler, kanker serta mampu menurunkan kadar asam urat darah.
Hal tersebut karena kandungan polyphenol yaitu chlorogenic acid di dalam
kopi.
Terlepas dari efek samping kopi
ketika dikonsumsi, kopi juga memiliki beberapa jenis yaitu seperti robusta,
arabika, tubruk, dll. Salah satu kopi yang terkenal didaerah paling ujung pulau
sumatra tepatnya di Provinsi Aceh Kabupaten Aceh Barat ialah Kopi Tubruk “Kupi
Khop”.
Kupi Khop (Kopi
terbalik/tertelungkup) merupakan salah satu bentuk peninggalan tradisi dan
budaya endatu (nenek moyang) Aceh. Kupi Khop awalnya berasal dari tanah
kelahiran Teuku Umar, Meulaboh, Aceh Barat. Peran kopi yang begitu sentral
terhadap kebiasaan masyarakat Aceh, seakan sudah dikenal sejak masa perjuangan
melawan penjajah dulu.
Kupi Khop bukan hanya punya nilai
historis di dalamnya tapi nilai kreativitas sehingga dapat mengolah kopi
menjadi lebih baik dan merupakan budaya yang harus dikembangkan hingga
seterusnya. Dengan memiliki teknik yang cukup unik yaitu dengan membalik gelas itu
bukan hanya sebatas sensasi semata tetapi ini dinilai oleh masyarakat khususnya
masyarakat Aceh Barat sendiri, dan hal ini mampu mendapatkan saripati terbaik
tanpa menggunakan proses penyaringan layaknya kopi umumnya.
Semiotika
adalah tanda seperti sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh
panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal
lain di luar tanda itu sendiri, yang berupaya untuk menemukan tanda-tanda yang
memiliki arti serta mengetahui sistem seperti : kode, bahasa, kata, sinyal,
gerak isyarat dan sebagainya. Setiap hasil cipta, rasa, karsa manusia dan
kreatifitas yang diciptakan atau diikuti dan digunakan secara turun temurun dapat
dijadikan sebuah budaya yang harus dilestarikan.
Apalagi
dengan menggunakan produk kopi dari hasil tanah sendiri serta mempunyai nama
dan ciri khas tersendiri dari bentuk serta cara penyajiannya yang berbeda dari
daerah lain ini akan menjadi suatu produk yang sangat unik dan telah dijadikan
sebagai suatu festival yang mengangkat tentang Deklarasi “Kupi Khop” sebagai
budaya khas Aceh Barat. Dengan mengetahui semiotika dari Kupi Khop maka
masyarakat bisa tahu bahwa Kupi Khop merupakan produk unggulan yang memiliki
nilai jual dan kekhasan dengan histori Aceh Barat.
Dari
tanda-tanda yang ada pada semiotik, kita akan memfokuskan pembahasan pada semiotik
bentuk dan semiotik bahasa. Hal tersebut sangat menarik perhatian peneliti
untuk kemudian mengangangkatnya lewat suatu judul penelitian: Analisis
Semiotika Pada Kupi Khop Khas Aceh Barat.
BAB II
ANALISIS SEMIOTIKA PADA KUPI KHOP
2.1
Semiotika
Menurut
Little John (2014) Semiotika adalah berupaya menemukan tanda termasuk hal-hal
tersembunyi dibalik sebuah tanda (khas, cita rasa, karsa, dll). Semiotika
merupakan istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’
atau sign dalam bahasa Inggris itu adalah ‘Ilmu yang mempelajari sistem tanda’
seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Tanda-tanda adalah basis dari
seluruh komunikasi.
Menurut
Umberto Eco, Semiotika adalah mempelajari hakikat tentang kebenaran suatu
tanda. Tanda tersebut sebagai “kebohongan”; dalam tanda ada sesuatu yang
tersembunyi di baliknya dan bukan merupakan tanda itu sendiri (Sobur, 2014).
Menurut
Saussure, Semiotika adalah persepsi dan pandangan kita tentang realitas, dikonstruksikan
oleh kata-kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial.
Artinya, tanda membentuk persepsi manusia, lebih dari sekedar merefleksikan
realitas yang ada (Sobur, 2014).
Menurut
Barthes, Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda.
Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan
di dunia ini, di tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika
dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
Memaknai
(to sinify) dalam hal ini dapat dicampur adukan dengan mengkomunikasikan (to
communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek itu hendak berkomunikasi,
tetapi juga mengkonstitusi aiatem terstruktur dari tanda (Sobur, 2014).
2.2 Komponen Dasar Semiotik
Semiotik merupakan teori filsafat
umum yang berkaitan dengan produksi tanda dan simbol sebagai bagian dari sistem
kode untuk mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi semua tanda yang bersifat
visual dan verbal. Konsep-konsep dasar semiotika adalah tanda/simbol, kode,
makna dan mitos.
A. Tanda
Menurut Saussure tanda (sign)
terbagi menjadi tiga komponen yaitu: (1) Tanda (sign) meliputi aspek material
(suara, huruf, gambar, gerak, bentuk). (2) Penanda (signifier) adalah aspek
material dari bahasa: apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis
atau dibaca. (3) Petanda (signified) adalah gambaran mental, pikiran, dan
konsep. Petanda adalah
aspek mental dari
bahasa. Ketiga unsur tersebut harus utuh, tanpa salah satu unsur, tidak ada
tanda yang dapat dibicarakan bahkan tidak dapat dibayangkan.
Jadi, petanda (signified) merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh penanda (signifier) serta, hubungan antara signified dan signifier disebut hubungan simbolik yang akan menghasilkan makna.
B. Kode
Kode adalah cara pengkombinasian
tanda, yang disepakati secara sosial untuk memungkinkan satu pesan disampaikan
dari seseorang ke orang lainnya. Pengkodean (encoding) dalam pemecahan masalah program
linier adalah kegiatan untuk menyatakan suatu informasi ke dalam bentuk
tertentu yang berbeda dengan bentuk asal. Kode-kode menurut Barthes dibagi
menjadi lima kisi-kisi kode yakni kode hermeneutik, kode semantik, kode simbolik,
kode narasi, dan kode kebudayaan.
C. Makna
Dalam kehidupan manusia terdapat
banyak makna dan secara tidak sadar, terkadang manusialah yang menggunakan
makna tersebut. Spradley dalam Tinarbuko mengungkapkan bahwa semua makna budaya
diciptakan menggunakan simbol-simbol yang menunjuk pada peristiwa atau objek.
Simbol melibatkan tiga macam hubungan tanda. Pertama, hubungan tanda dengan
dirinya sendiri atau disebut hubungan simbolik atau hubungan internal. Kedua, hubungan
tanda dengan tanda lain dalam uatu sistem yang disebut hubungan paradigmatik.
Ketiga, hubungan tanda dengan tanda lain dari satu struktur yang disebut hubungan
sintagmatik atau hubungan eksternal.
2.3
Sejarah Kopi
Sejarah
kopi telah dicatat sejauh pada abad ke-9. Pertama kali, kopi hanya ada di
Ethiopia, di mana biji-bijian asli ditanam oleh orang Ethiopia dataran tinggi.
Akan tetapi, ketika bangsa Arab mulai meluaskan perdagangannya, biji kopi pun
telah meluas sampai ke Afrika Utara dan biji kopi di sana ditanam secara
massal. Dari Afrika Utara itulah biji kopi mulai meluas dari Asia sampai
pasaran Eropa dan ketenarannya sebagai minuman mulai menyebar.
Kegiatan
perdagangan kopi merupakan jaringan usaha dari negara-negara penghasil kopi dan
pengimpor kopi. Perdagangan kopi internasional memerlukan dukungan dan
perbankan, asuransi, telekomunikasi dan jaringan media informasi. Kopi
merupakan komoditi penyegar yang diperlukan oleh penduduk dunia, mulai dari
desa-desa kecil di pelosok negara hingga kota-kota metropolitan bahkan
menyentuh pusat pusat pariwisata internasional dibanyak negara dimana minuman
kopi itu sendiri dijadikan sebagai penghangat pertemuan baik di kantor,
kampung, hingga jamuan internasional.
Kopi
merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsector perkebunan di Indonesia
karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan komoditas perkebunan yang
dijual ke pasar dunia. Menurut International Coffee Organization (ICO) konsumsi
kopi meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi kopi di
Indonesia memiliki peluang besar untuk mengekspor kopi ke negara-negara
pengonsumsi kopi utama dunia seperti Uni Eropa, Amerika Serikat dan Jepang.
Kopi
memang menjadi salah satu tanaman rakyat yang diwajibkan pemerintah Hindia
Belanda dalam pelaksanaan cultuur-stelsel. Daerah-daerah dari luar Jawa,
terutama Sumatera, punkemudian diharuskan menanam kopi. Perkembangannya cukup
pesat, menyebar ke daerah-daerah diluar Jawa, Karena Pemerintah Hindaia Belanda
menjadikan kopi sebagai salah satu komoditas ekspor yang utama.
Kopi merupakan komoditas tropis
utama yang diperdagangkan di seluruh dunia dengan kontribusi setengah dari
total ekspor komoditas tropis. Popularitas dan daya tarik dunia terhadap kopi,
utamanya dikarenakan rasanya yang unik serta didukung oleh faktor sejarah,
tradisi, sosial dan kepentingan ekonomi (Ayelign et al, 2013). Selain itu, kopi
adalah salah satu sumber alami kafein zat yang dapat menyebabkan peningkatan
kewaspadaan dan mengurangi kelelahan. Minuman kopi, minuman dengan bahan dasar
ekstrak biji kopi, dikonsumsi sekitar 2,25 milyar gelas setiap hari di seluruh
dunia (Ponte, 2002). Pada tahun 2013, International Coffee Organization
(ICO) memperkirakan bahwa kebutuhan bubuk kopi dunia sekitar 8,77 juta ton
(ICO, 2015).
Awal
kopi pertama masuk ke Aceh yaitu pada masa Kesultanan Aceh Darussalam, tepatnya
pada awal 1873 saat Belanda menyatakan perang kepada Kesultanan Aceh, perang
tersebut berlanjut sampai 1904.
Tanaman kopi
awalnya dibawa Belanda pada abad XVII melalui Batavia (sekarang Jakarta) untuk
ditanam di Aceh tahun 1908. Kopi yang pertama sekali diperkenalkan adalah kopi
jenis Arabica pertama sekali dibudidayakan di Utara Danau Lut Tawar. Di dunia,
kopi bisa dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan jenisnya, yaitu kopi Arabica
dan kopi Robusta. Di Aceh kedua jenis kopi ini dibudidayakan oleh masyarakat
setempat. Kopi jenis Arabica umumnya dibudidayakan di wilayah dataran tinggi
Tanah Gayo, termasuk Takengon, Aceh Tenggara, dan Gayo Lues. Sedangkan di
Kabupaten Pidie (terutama wilayah Tangse dan Geumpang) dan Aceh Barat,
masyarakat mengembangkan kopi jenis Robusta. Belanda memerintahkan masyarakat
sendiri pada saat itu mereka menyuruh konsumsi kopi jenis Robusta, sedangkan
Arabica untuk dikonsumsi sendiri (Belanda) dan untuk di ekspor.
Di Aceh
Belanda menemukan sebuah dataran tinggi luas yang dikenal dengan nama Tanah
Gayo terletak di jantung wilayah ini, yang berdasarkan riset yang mereka
lakukan ternyata sangat cocok untuk ditanami Kopi. Dan dari sinilah keajaiban
itu bermula. Di Tanah Gayo, Belanda membangun basis pemerintahannya
di Takengon yang terletak tepat di tepi danau Lut Tawar yang
permukaannya ada di ketinggian 1250 Mdpl. Belakangan kota ini berkembang
menjadi pusat ekonomi dan pemerintahan dan menjadi kota terbesar di Tanah Gayo.
Perkebunan
kopi pertama yang dikembangkan Belanda di daerah yang bernama Belang yang
terletak tidak jauh dari Kota ini. Sampai hari ini, daerah ini dikenal sebagai
salah satu daerah penghasil kopi terbaik di Tanoh Gayo. Dari Belang Gele, Kopi
tersebar ke segala penjuru Tanah Gayo yang berhawa dingin.
Di tahun
1924 Belanda dan investor Eropa telah memulai menjadikan lahan didominasi
tanaman kopi, teh dan sayuran. Kemudian pada Tahun 1933, di Takengon, 13.000
hektar lahan sudah ditanami kopi yang disebut Belanda sebagai komoditas “Product
for future”. Masyarakat gayo, tulis John R Bowen, sangat cepat menerima
(mengadopsi) tanaman baru dan menanaminya di lahan-lahan terbatas warga.
Perkampungan baru di era tersebut, terutama di sepanjang jalan dibersihkan
untuk ditanami kopi kualitas ekspor.
2.4
Kupi Khop
Menikmati
kopi tidak lagi menjadi hal yang asing di Indonesia, disetiap sudut daerah
Indonesia bisa ditemui olahan si biji hitam salah satunya termasuk Provinsi Aceh.
Daerah Paling ujung sumatera ini memiliki ribuan warung kopi dan hampir setiap
sudut dihinggapi warung kopi yang bervariasi, dikota yang dijuluki 1001 warung
kopi ini masyarakat bisa saban hari menikmati kopi.
Berbagai
macam kopi seperti Robusta maupun Arabica bisa ditemukan di bumi Aceh ini, baik
kopi tradisional maupun modern. Kemudian selain kopi tersebut juga terdapat
jenis kopi aceh lainnya yaitu kopi tubruk. Kopi ini justru di sajikan secara
unik yaitu tidak di saring melainkan di konsumsi dengan gelas yang terbalik.
Ada sebagian orang yang memang takut untuk mengonsumsi kopi namun perlu anda
ketahui bahwa tidak perlu takut untuk mengonsumsi kopi.
Ketakutan tersebut
berasal dari efek samping yang diberikan akibat mengonsumsi kopi. Yang harus di
waspadai adalah kopi palsu atau kopi dengan biji berlubang sebab ulat yang
memakannya saja bisa mati apalagi jika di konsumsi oleh manusia. namun untuk
kopi asli yang berasal dari aceh seperti jenis kopi arabika dan juga kopi
robusta tersebut sangat aman dikonsumsi dan juga baik untuk kesehatan.
Cara
mengonsumsi kopi yang sehat yaitu dengan takaran 120 hingga 150 kafein saja
untuk setiap harinya. Adapula yang mengatakan bahwa jika mengonsumsi kopi maka
akan mengalami sulit tidur. Hal tersebut sebenarnya tidak benar sebab efek yang
diberikan oleh kopi tersebut akan terjadi setelah 3 atau 3,5 jam kemudian.
Untuk para pecinta kopi maka anda wajib untuk mencicipi kopi nikmat dan aman di
konsumsi yaitu kopi aceh.
Kopi tubruk adalah minuman kopi dari Indonesia yang dibuat dengan mendidihkan biji
kopi bersama dengan gula. Kopi ini memiliki kesamaan dengan kopi
dari Turki dan Yunani dalam hal kepekatannya. Kopi tubruk cukup
populer di daerah Aceh Barat. Resep dari kopi tubruk ini dibawa oleh pedagang
dari Timur Tengah ke Indonesia. Di Timur Tengah, kopi tubruk ini
dikenal sebagai "kopi lumpur”. Kopi tubruk merupakan cara termudah dalam
menghidangkan kopi.
Variasi lain dari kopi tubruk adalah kopi susu yang
dibuat dengan menambahkan susu kental manis. Salah satu variasi yang kurang
terkenal dari kopi ini adalah yang dicampur dengan jus
avokad. Kopi tubruk ini umumnya diminum bersama
dengan pisang goreng. Hal utama yang harus diperhatikan
dalam membuat kopi tubruk adalah air yang digunakan haruslah benar-benar panas
karena apabila tidak maka akan ada biji kopi yang tersisa.
Menikmati kopi yang diseduh didalam
cangkir sudah biasa tetapi ada hal berbeda yang ditawarkan terkait dengan cara
penyajiannya. Kupi Khop atau dikenal juga dengan kopi tubruk yang berasal dari
Meulaboh Aceh Barat ini menawarkan cara menikmati kopi dengan cara penyajiannya
yang sangat unik yaitu disajikan dengan cara terbalik, itulah “Kupi Khop”.
Istilah
kata “Kupi Khop” muncul atau terinspirasi dari model topi yang menjadi trade
mark pahlawan nasional yang berasal dari daerah setempat yaitu Teuku Umar.
Penyajian kopi khas Meulaboh Aceh Barat itu telah ada sejak zaman penjajahan
pada saat masa perjuangan Teuku Umar melawan penjajah.
Tidak
hanya berhenti pada masa itu, hal unik yang ditawarkan meliputi bentuk dan cara
penyajian untuk menikmati kopi masih berlaku hingga sekarang dan menjadi salah
satu trade mark daerah Meulaboh, Aceh Barat. Dibalik hal unik yang ditawarkan
ini ternyata terdapat filosofi penyajian “Kupi Khop” dengan gelas terbalik
yaitu karena kebiasaan masyarakat Aceh yang berlama-lama saat minum kopi,
apabila disajikan dengan gelas terbalik maka akan tertutup, aman dari polusi
dan menjaga kadar asam pada minuman kopi tersebut.
2.5
Semiotik Kupi Khop Aceh
Tanda-tanda
yang ada pada Kupi Khop :
- Arti
kata Kupi Khop berasal dari kata Bahasa Daerah Aceh yang memiliki arti
kopi tertelungkup atau kopi terbalik.
- Bentuk
dari “Kupi Khop” merupakan tanda atau terinspirasi dari model topi yang
menjadi trade mark pahlawan nasional yang berasal dari daerah setempat
yaitu Teuku Umar.
- Jenis kopi yang digunakan ialah Kopi Tubruk yang berasal dari Kota Meulaboh yang berarti bahwa para penjual kopi tubruk tersebut lebih memilih kopi dari daerah mereka sendiri.
- Cara penyajiannya yang tertutup dapat diartikan sebagai kebiasaan masyarakat Aceh yang suka berlama-lama duduk di warung kopi, apabila disajikan dengan gelas terbalik maka akan tertutup, aman dari polusi dan menjaga kadar asam pada minuman kopi tersebut.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat
kita simpulkan bahwa Kupi Khop khas Aceh ialah satu satu peninggalan yang tetap
dilestarikan dan masih diterima oleh masyarakat hingga sekarang. Dengan
diterimanya Kupi Khop didalam masyarakat dapat membuat Kupi Khop tidak akan
kalah keunikannya dengang yang dimiliki oleh Negara lain apalagi jika dijadikan
sebagai trade mark pada pada festival-festival internasional. Semiotik bahasa
dan semiotik bentuk yang dimiliki ialah memang menjadi ciri khas dari Kupi Khop
yang merupakan trade mark dari pahlawan Aceh yaitu Teuku Umar.
Analisa mengenai semiotika mengenai
Kupi Khop ini juga memberikan jawaban pasti bahwa Kupi Khop juga dapat
dijadikan kebudayaan sebagai semiotik (culture as semiotics).
Bagaimana kebudayaan itu berperan sebagai penerjemah, sebagai sarana penyampai
ide/gagasan/pikiran, dan sebagai penciptaan kembali budaya atau adat istiadat
baru dalam masyarakat.
Demikian tulisan ini selesai
disusun. Semoga apa yang kita harapkan mengenai pemahaman tentang Kupi Khop
Khas ceh dapat diterima oleh masyarakat semua, meskipun masih banyak yang harus
dibenahi dalan tulisan ini dan untuk itu
kritik dan saran sangat kami perlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. Analisis Teks Media (2014) : Suatu Pengantar Analisis Wacana,
AnalisisSemiotika, dan Analisis
Framing. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Eco, Umberto
(2009) Teori Semiotika, Bantul: Kreasi Wacana.
ICO. 2015. “Data Konsumsi Kopi”. diakses
12 Desember 2015.
Lidya Ivana Rawung
(2013) Analisis Semiotika Pada Film Laskar Pelangi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sam
Ratulangi.
Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss. (2014) Teori
Komunikasi, edisi 9.
Jakarta: Salemba Humanika
Tinarbuko, Sumbo
(2012) Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jala Sutra.
Sumber lain :
www.tengkuputeh.com
10 Komentar
Well done
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Putri shalhah
BalasHapusNpm : 1702120007
#mahasiswaunmuha
Aceh sangat melestarikan kebudayaannya, termasuk pada kuliner yaitu salah satunya kopi khop, kopi termasuk salah satu yang sangat rame peminatnya dan menjadi ciri khas di Aceh.
Nama : Nisa ul husna
BalasHapusNpm : 1702120024
#mahasiswaunmuha
Kopi khop merupakan minuman khas dari aceh barat tepatnya di daerah suak ribe yang sudah sangat terkenal dan sangat menarik untuk dicoba,aceh memang the best dengan keragamannya��
Nama: Mayang Aulia R
BalasHapusNpm: 1702120028
#mahasiswaunmuha
Tulisannya sangat bermanfaat,saya jadi lebih mengerti mengenai kebudayaan aceh termasuk kopi khop. Budaya ini harus terus dilestarikan supaya Aceh lebih dikenal dimata dunia.
Nama : darmiati
BalasHapusNpm : 1702120005
#mahasiswaunmuha
Kita sebagai orang aceh harus melestarikan kebudayaan agar orang lain dapat mengenal khas kebudayaan yang ada di aceh agar khas yang ada di aceh tersebut tidak hilang begitu saja jika kita sendiri tidak melestarikan nya contoh nya seperti kopi dan lain sebagai nya
Winda sari
BalasHapus1702120051
#mahasiswaunmuha
Setelah saya baca analisi tentang kopi khop Tersebut sangat menarik dan menambah wawasan saya tentang kopi khop kas aceh
Gina Muliana
BalasHapus1802120143
#mahasiswaunmuha
Sangat inspiratif. Dengan tulisan ini orang2 diluar sana dapat mengetahui kalau slogan Aceh "Kota Sejuta Warung Kopi" itu pantas, karena jenis kopinya banyak sehingga para wisatawan bisa mencoba minum kopi dgn cara yg baru seperti Kopi Khop ini.
Safi zulyana
BalasHapus1802120363
#mahasiswaunmuha
Awalnya saya tidak banyak tahu tentang jenis kopi atau budaya kopi. Dengan adanya tulisan jni saya bnyak tahu ternyta kopi adalah budaya dari jaman nenek moyang kita. Tidak hanya budaya soal pakaian atau minuman dat adat lainnya. Sangat terinspirasi
Nama : Desri safera nanda
BalasHapusNpm : 1802120364
#MahasiswaUnmuha
Aceh dengan beragam budaya, yang sangat melestarikan budaya nya termasuk dalam kuliner yang salah satunya adalah Kopi Khop, Kopi khop atau kopi yang cara minumnya dengan membalikkan gelas nya adalah inovasi yang baik dan unik.
Selain unik, manfaat nya pun untuk menyaring kopi saat di hirup/minum yang membuat kopi menjadi lebih nikmat dan menarik.